Kemanakah yang bersuara !!
5:15:00 AM
Kemanakah
yang bersuara !!
Ketika dulu saya duduk di bangku SMA
bayang tentang menjadi seorang mahasiswa sudah ada di bayang bayang, ketika itu
di pikiran saya menjadi mahasiswa adalah hal terlihat menantang, menarik dan
pastilah berteriak-teriak untuk membongkar apa yang kita anggap hal yang salah,
apa lagi di tv selalu terlihat aksi aksi solidaritas mereka di jalan untuk
menuntut kasus ataupun sekedar aksi kecil untuk aparatur pemerintah yang
melakukan kesalahan, sungguhlah hal yang sangat menantang adrenalin, disaat
kita berhadapan dengan para polisi yang mengawal kita saat aksi dan berteriak
langtang untuk mereka kaum berdasi lapar
di senayan atau untuk mereka yang membunuh para orang orang benar di negeri ini,
namun ketika saya masuk kuliah di salah satu Universitas negeri di Jakarta hal
itu hanyalah bayangan iya hanya bayangan semata .
Ketika saya berstatus mahasiswa, tak
terlihat aksi aksi itu lagi, apa negeri ini sudah kembali pada trek positif
yang di dambakan orang kebanyakan?? Apakah negeri ini telah insyaf dan bangun
dari mimpi buruknya selama ini?? Salah besar ketika kita ucapkan itu, negeri
ini masi porak poranda dengan manusia manusia rakus yang hingar di atas puncak
jabatan mereka, masih lapar belum kenyang memakan yang bukan haknya, ketika hal
itu saya sadari timbulah pertanyaan dimakah yang bersuara itu?? Kemanakah mereka
tak terlihat di jalan meneriakan apa yang seharusnya mereka teriakan.
Kenyakinan saya bertambah, ketika
salah satu sahabat karib saya berkata “ Mahasiswa kita telah bisu, tak lagi
bisa bicara “. Ketika itu hati saya bergetar keras seakan menerima kabar buruk,
jelas kabar ini sangatlah buruk untuk kita semuanya, kabar yang sangat tak
mengenakan sama sekali apa lagi kita yang masih berseragam almamater kampus
masing masing. Kenapa saya beranggapan seperti itu, saya teringat cerita teman
dulu ketika masih semester 1, ketika dia sedang naik angkutan umum, kala itu
buming isu kenaikan harga BBM, teman bercerita di dalam angkot dengan si supir
yang terlihat agak kritis menanggapi hal kenaikan BBM menurut versi ia sebagai
supir angkot, ketika itu teman saya bertanya “ kenapa engga demo ajah pak ama
supir yang lain “. Mungkin pertanyaan dasar ketika kita berada di posisi itu,
si sopir menjawab pertanyaan tadi dengan enteng “ yaaa, kita mah nunggu
mahasiswa tong, mahasiswa yang gerak duluan kita bakal ngikut di belakangya “.
Dari cerita ni saya sedikit kagum, berarti inilah tugas mahasiswa, menyampaikan
aspirasi rakyat, dan rakyat juga bergantung pada kita mahasiswa, bagaimana mau
menyamoaikan aspirasi jika ksebagaian besar mahasiwa diam, saya kira hanya dikampus saya yang demikian,
namun ternyata di kampus lain juga seperti itu, apakah mereka bosan dengan aksi
semacam itu?? Pertanyaan besar buat kita kaum penerus.
Mungkin karena zaman teknologi yang
apa apa bisa kita lakukan dengan tombol dan berkicau di semua sosial media,
namun apakah dengan berkicau kita bisa merubah semuanya?? Saya jadi teringat
salah satu aksi mural di jalan yang meneriakan kalimat “ lebih baik 1 tindakan
dari pada 1000 kali berkicau “. Mungkin benar kalimat itu, berkicau sama dengan
tak bertindak jika tak bertindak tak ada perubahan, seperti halnya mobil mogok,
jika kita hanya berteriak “ mobil ayoo jalan “ apakah mobil akan bergerak??
Jawabnya pastilah tidak, butuh tindakan yaitu mendorongnya dengan tenaga.
Semoga zaman bisu ini berlalu, dan
semua pemuda bukan hanya mahasiswa bisa kembali berteriak melawan ketidak
benaran bukan hanya bisu bukan hanya berdiam diri dan berkicau di jejarin
sosial saja, tapi mulai sedikit melakukan aksi aksi kecil untuk kembali balikan
gairah untuk menentang ketidak benaran .
Created :
Docallisme Feat Crayon Social Art
0 bersenandung kritik