OBITUARI M. Rosally : Pendakian, Seni dan Sebuah Arti Arsip Pribadi

5:39:00 AM




Rosally, begitu panggilanya. Lahir di Jakarta pada tanggal 1 Mei 1960, bertepatan pada Hari Buruh Internasional. Perawakanya tergolong jangkung dengan tinggi 170 cm, berambut gondrong, dan selalu murah senyum. Setidaknya begitu yang tertulis dalam kumpulan kliping koran di arsip pribadinya.

Menghabiskan masa mudanya bersekolah di STM 1 Jakarta. Rosally tumbuh menjadi pemuda yang kreatif dan suka akan pertualangan. Ini bisa dilihat dari beberapa aktifitasnya, seperti pendakian Gunung Salak dan kegiatan grup camping. Hal yang jarang diminati pemuda di era tahun 80-an.

Bagi Rosally, pendakian gunung membuat dirinya bersatu dengan alam. Menjauhkan dirinya dari kenakalan remaja dan lebih bisa dekat dengan Tuhan. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang rutin ia lakukan dengan teman-teman sebayanya. Menjauhi kota dan mengalienasi diri dengan masuk ke dalam rimba hutan menjadi cara Rosally merefleksi dirinya.

Gunung bagi para pemuja pendakian seperti sebuah tantangan yang harus dihadapi. Sampai puncak bukanlah tujuan. Namun pulang dengan selamat dari perjalanan adalah harapan. Bercengkrama dalam gelap, memeluk lutut karena kedinginan, lelah menelusuri jalan bertanah akan menjadi hal yang menyenangkan dilakukan bersama kawan sebaya. Menjadi bekal memori yang kuat di masa depan untuk diceritakan ulang.

Karya-karya Rosally sering menghiasi koran-koran di era 80-an. Karya-karyanya seperti komik komedi, sajak singkat, atau lukisan menjadi salah satu asupan publik pada masa koran masih menjadi sumber informasi selain radio. Cerita-cerita bergambar yang sederhana dan jenaka akan membuat orang tertawa atau sekedar tersenyum. Salah satu yang dilakukan Rosally adalah menceritakan problematika percintaan kawula muda.

Bukan saja karya-karyanya yang dimuat dalam koran, sebagai bukti eksistensinya di media masa, beberapa kali ia berkesempatan untuk diwawancarai sebagai representasi pemuda kreatif. Hasil percakapan itu dimuat dalam kolom khusus remaja yang digandrungi para pemuda.

Rosally pun aktif dalam kegiatan berkesenian lainya. Bukan hanya bisa menggambar dan melukis, ia pun aktif dalam dunia teater. Dalam hal bermain peran, Rosally sering menghiasai panggung-panggung rakyat. Seperti pertunjukan tujuh belasan atau acara karang taruna. Rosally bahkan pernah bermain dalam film yang berjudul ‘Cacat dalam Kandungan’ besutan PT. Arta Graha Film. Walaupun menjadi figuran, ini menjadi pencapain yang berati untuknya.

Melihat Rosally seperti melihat seniman muda pada umumnya. Mencoba produktif mencipta sesuatu. Mencoba menuangkan kegelisahan lewat seni yang beragam. Rosally satu dari sekian banyak pemuda yang berhasil melakukanya.

Kelak semua aktivitasnya ini menjadi modal besar untuk anak-anaknya. Bukan meneruskan atau mengulang apa yang pernah ia lakukan, namun berproses untuk melampaui apa yang pernah ia lakukan. Menjadi lebih baik dalam hal berkesenian.

Sebuah Arti Arsip Pribadi

Saya mengenal Rosally, seorang Ayah yang telah pergi meninggalkan saya 14 tahun lalu. Tepatnya di tahun 2006. Mengenalnya lewat catatan arsip pribadi yang ia simpan rapi dalam lemari kayu jati. Sebuah kumpulan kliping yang tadinya hampir terbuang. Yang Kini menjadi catatan penting bagi saya dan anak-anak lainya.

Lewat kliping-kliping koran, saya bisa mengenal lebih dalam siapa Rosally. Ini disebabkan ia wafat ketika umur saya masih sangat kecil dan masih teramat jauh untuk mengenali bagaimana perjalanan hidup orang tuanya.

Arsip pribadi ini menjadi sebuah pelajaran bagi siapapun. Bahwa umur tidak ada yang tahu. Entah kapan dan dimana kita akan disudahi dalam skenario yang Tuhan telah rencanakan. Apa yang dilakukan Rosally dengan arsip pribadinya adalah salah satu usaha yang ia lakukan agar masih dapat dikenang dan dikenal oleh orang-orang yang ia tinggalkan. Mungkin iapun tidak menyadari, apa yang ia lakukan berdampak besar pada anak-anak dan istrinya.

“Tenang disana, tunggulah dengan tenang. Cepat atau lambat siapapun yang merindukanmu saat ini akan menyusulmu. Lalu melanjutkan cerita yang mungkin sempat tertunda”

Terimakasih M. Rosally.
Tulisan ini dibuat untuk mengenang kepergian Ayah saya tercinta dan dalam rangka merayakan hari ulang tahunya yang jatuh pada tanggal 1 Mei lalu.

17 Juni 2020
Amry Al Mursalaat

You Might Also Like

0 bersenandung kritik

Like us on Dafont