Pandemi Covid-19 dan Kegiatan Beragama
10:49:00 AM
Kini sudah lebih dari satu bulan
sebagian besar umat beragama dan kepercayaan lainya tidak beribadah diluar
rumah secara berjamaah. Sebagian besar masjid memilih untuk tidak lagi melaksanakan
kegiatan sholat jumat atau sholat berjamaah ,
bahkan bukanya hanya masjid, gereja, wihara, klenteng, atau rumah ibadah kepercayaan
apapun yang beresiko menularkan virus Covid-19 karena mengumpulkan orang banyak telah memberhentikan kegiatan peribadatan. Hal ini dikarenakan penyebaran virus corona yang semakin
mengkhawatirkan. Hingga tulisan ini dibuat (6/5) tercatat sudah ada
12.438 kasus positif Covid-19, 2.317 sembuh dan 895 korban meninggal di Indonesia. Data inipun terus diperbarui setiap harinya oleh Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk Pemerntah. Sayangnya dalam kondisi
wabah virus yang kian mengkhawatirkan ini masih ada segelintir orang-orang yang
tetap melakukan ibadah dengan mengumpulkan banyak orang. Namun pada akhirnya malah
menimbulkan masalah baru.
Dalam beberapa kejadian
belakangan pengumpulan orang dalam jumlah besar untuk kegiatan beribadah dalam
pandemi berujung tidak baik. Di Gowa, Sulawesi Selatan,
pelaksanaan kegiatan Ijtima Ulama Dunia
Zona Asia, yang dihadiri setidaknya
8000 orang dari 48 negara akhirnya harus dibatalkan.
Namun akibatnya yang tidak bisa dihindari adalah kegiatan Ijtima Ulama menjadi
salah satu klaster besar penyebaran virus Covid-19. Kini beberapa jamaah yang pulang dari Ijtima
Ulama sudah dinyatakan positif.
Di Bogor, Jawa Barat, diadakan
Sidang Sinode GPIB, dihadiri 600 orang dari 25 provinsi, 4 orang dinyatakan
positif Covid-19 dan 1 orang meninggal dunia. Di Lembang, Jawa Barat, gereja
Bethel Indonesia mengadakan pastor meeting,
setelah mengetest 637 jamaah terdapat 226 jamaah yang positif
Covid-19. Lalu terakhir di Ruteng, NTT dilaksanakan Pentasbihan Uskup Ruteng. Acara tersebut dihadiri 7000an jamaah, walaupun
terjadi pro-kontra kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan mengunakan SOP
pencegahan dan penanganan corona sesuai aturan Dinkes. Namun, tetap saja kegiatan
mengumpulan banyak orang ditengah wabah pandemi sangat berisiko.
Bukan hanya di Indonesia, di luar negeri pun ada beberapa kegiatan menantang
Covid-19 dengan cara mengumpulkan banyak jamaah untuk beribadah. Di Malaysia,
16.000 orang dari berbagai negara menghadiri tabligh akbar di Masjid Sri
Pataling. Kegiatan ini kemudian masuk dalam salah satu klaster besar wabah
Covid-19 di Malaysia. Di Korea Selatan, Aliran Shincheonji melakukan Kegiatan peribatan yang dihadiri ratusan ribu
jamaah. Lee Men-Hee Pemimpin aliran inipun melarang jamaah mengenakan masker,
bahkan mewajibkan jamaah untuk tetap menghadiri perkumpulan meski sedang dalam
kondisi sakit. Pada ahirnya pemerintah Korsel mengarantina setiap orang yang
menghadiri perkumpulan besar Shincheonji. Bahkan juru bicara pemerintahan
Korsel, Simon Kim menyatakan: “Sebagian besar korban virus Corona di
Korsel adalah pengikut Shincheonji.”
Tidak berhenti di Korea Selatan,
di Perancis ribuan orang menghadiri ibadah tahunan Christian Open Door
di gereja Mulhouse. Tapi siapa yang menyangka, niat untuk beribadah malah
berujung petaka. Belakangan diketahui sejumlah orang membawa virus masuk ke
dalam gereja. Sebanyak 2.500 orang kemudian dinyatakan positif Covid-19. Sama
seperti di Korea Selatan, kegiatan ibadah tahunan Christian Open Door di
gereja Mulhouse menjadi salah satu klaster besar penyebaran virus Covid-19 di
Perancis.
Melihat kejadian demi kejadian
yang telah terjadi, pada akhirnya kita dapat menyadari sebuah hal. Dalam
kondisi pandemi semacam ini menahan diri tidak mengumpulkan banyak orang untuk
beribadah bersama adalah sebuah solusi terbaik. Memutus mata rantai virus
adalah kegiatan penting dan harus untuk menyudahi kondisi pademi ini. Pun kita
sama-sama meyakini di setiap agama dan kepercayaan apapun pastinya
memiliki tuhan yang maha pendengar dan penyayang. Tuhan yang maha mengetahui
dan mendengar doa umatnya dari lorong-lorong sesempit apapun. Melihat
hamba-hambanya dari ruang segelap apapun. Maka berdoa dan beribadahlah di rumah,
baik sendiri ataupun bersama keluarga terdekat demi menyudahi pademi.
0 bersenandung kritik