Tentang Mercon dan Rangkaian Percikan Warnanya yang Terus Menyala
6:01:00 AM
Diperjalanan
pulang kerja tadi, tidak sengaja saya melihat kembang api yang menyala di
langit malam. Kembang api itu menyala dengan rupa warna yang beragam. Suaranya
membuat kuping seakan bergetar dan membuat mata tak mau menoleh beberapa saat,
sampai rangkaian percikan warna apinya habis dan hanya menyisakan asap di langit malam.
Sekilas saya jadi ingat sesuatu. Apa hubungan
kembang api dengan sesuatu yang belum saya temukan di otak saya? Pikiran saya
terus mengingat, pada akhirnya saya jadi ingat salah satu geng di masa saya
kampus dulu. Geng yang beriskan perempuan berjumlah 9 orang yang rata-rata
berisiknya bukan main. Ya, mereka menamakan diri MERCON (Read: Sebutan lain untuk petasan).
Entah kenapa
pada akhirnya saya mau menuliskan tentang
mereka. Mungkin salah satu alasan adalah ada hal unik yang saya dapat dari
Mercon. Sayapun cukup dekat dengan mereka, bahkan saya menamakan diri “sahabat
mercon” seperti fans base khusus mereka. Tapi tak apa, mereka semua sangat
menyenangkan untuk diajak diskusi sampe diajak gila-gilan di lobi kampus.
Oke, dimulai
dari mana yah? Mungkin saya akan kenalkan dulu mereka siapa. Mereka bejumlah 9 perempuan, Naya, Icut, Ana, Uci, Wulan,
Windi, Ella, Via dan Aini. Mungkin 9 orang dalam sebuah kelompok geng perempuan
kelihatan padat seakan cuma segerombolan perempuan-perempuan tukang gosip aja.
Hemp, dulu saya juga ngiranya gitu, ternyata enggak juga walaupun nyatanya iya
banget.
Saya mengenal
geng mereka sewaktu duduk di semester 1 dan 2. Mereka memang mendominasi setiap
ada acara angkatan, jadi gampang banget mengenali kelompok mereka. Seolah-olah
setiap ada keramaean disanalah Mercon berada. Seperti yang saya bilang, mereka
super berisik, kalau lewat berasa kaya rakaian kereta lokomotif yang kalau
rangkaianya belum habis ya belum ilang suaranya. Mereka juga aktif di kegiatan
kampus, rata-rata dari mereka ikutan organisasi ekstra kampus. Jadi bisa
dibilang ya mereka mahasiswa aktif atau mungkin bisa juga dibilang Agent Of Change. Malah salah satu dari
mereka sekarang masih terus aktif di organisasi dan konon jadi salah satu tokoh
disana.
Sebagai geng
perempuan yang hits angkatan di zaman itu. Mereka sering banget posting
kegiatan mereka di media social. Ya wajar namanya eksistensi kaula muda. Hampir
semua dari mereka upload foto kegembiraan mereka berserta caption beragam yang
pada intinya kelompok mereka sebuah menjalin ikatan kuat ada didalamnya. Heemp,
terus apa yang buat mereka unik dari geng lainya dan sampe dibuatin tulisan
macam gini?
Jadi begini,
saya menaruh kagum kepada kumpulan mereka sebenarnya. Mungkin saya rasa jarang
ada kumpulan geng perempuan yang awet dan bertahan lama. Apalagi jumlah mereka
yang berisikan 9 orang. Kebanyakan dari geng perempuan dikampus yang berisikan
4 sampai 3 orang aja itupun musnah karena konflik internal, lalu mereka? Ya
walaupun gak mungkin dalam satu ikatan gak ada konflik, namun mereka pintar
untuk memainkan peran untuk meredam konfliknya.
Ada sebuah
cerita unik yang akan saya angkat. Mungkin lebih banyak cerita unik lainya
kalau mereka yang menceritakan. Saya dapat cerita ini dari Naya, salah satu
dari MERCON …
Ketika yang
lainya sudah sidang dan wisuda. Ada salah satu mercon yang belum sama sekali
berprogres skripsinya, ia adalah Via. Entah apa yang membuat Via tertinggal
jauh. Walaupun kata geng mereka, mereka saling support satu sama lainya. Malah
sering pergi ke perpus di luar kampus sama-sama. Tapi enggak untuk Via, dia
lebih sibuk kerja di yayasan keluarganya. Sadar tertinggal jauh dari yang
lainya, Via coba untuk mengejar pelan-pelan dari mulai menyusul BAB 1 sampai
akhirnya rampungya BAB IV. Itu gak terlepas dari mercon lainya yang nemenin Via
ke perpus dan bimbingan ke dosen. Mereka seperti ada jadwal piket rutin gitu,
bukan buat Via aja tapi semua Mercon. Jadi kalau ada 1 Mercon di kampus, harus
ada yang kesana buat nemenin mungkin begitu polanya.
Namun sayang,
Sidang yang harusnya udah di depan mata harus pupus. Rumah Via kemalingan,
laptop dan hapenya hilang. Malah syukur Via engga jadi korban pemerkosaan,
karena malingnya masuk sampai kamarnya dan parahnya dirumah lagi enggak ada
orang. Via kembali drop dan hilang harapan, begitu kata Naya ketika bercerita
yang tentu saja dengan begitu hebohnya.
Melihat salah
satu dari sobat karibnya sedang drop. Mereka Eeggak hilang akal, mercon berkumpul
dan pada akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Via di daerah Ciampea, Bogor.
Kebayang dong jarak Jakarta-Bogor gimana? Ya mereka punya niat kuat dan
akhirnya pergi kesana untuk buat salah satu temanya bisa bangkit.
Saya kira hanya
sekedar sebuah motivasi, yang kita sama tahu terkadang enggak merubah sesuatu. Tapi
Mereka berbuat lebih, bukan hanya motivasi yang mereka beri tapi solusi paling
kongkrit. Mereka membagi tugas untuk membuat ulang skripsi Via. Saya awalnya
gak nyangka, dengan rata-rata mereka yang sudah bekerja malah ada yang sudah
mulai aktif ngjat di sekolah, masih mau meluangkan waktu buat membuat skripsi.
Mereka membagi tugas, meringkan beban sang sahabat yang drop dan gelisah karena
harus mengulang skripsi dari awal kembali.
Selang beberapa
dengan usaha dari semua MERCON, mengumpulkan kembali data-data yang tercecer,
menulis ulang Bab demi Bab, pada akhirnya Via sidang dan menyusul yang lainya
untuk wisuda. Berkat perjuangan yang mungkin hanya orang-orang tertentu saja
yang tahu cerita dibalik itu semua. Saya pikir di era sekarang sulit melihat
pertemanan seperti mereka.
Di dalam kamar
saya mengeha nafas, mencoba membuka akun Instagram mereka yang dan sudah lama
juga enggak bersua dengan mereka-mereka. Kini Satu-satu dari mereka sudah
berkeluarga, dua di antaranya sedang mengandung anak pertama. Namun tak surut
begitu saja pertemanan mereka. Saya lihat mereka membuat arisan sederhana yang
jumlah nominalnya lumayan besar setiap bulanya. Bahkan kalau dari bercandaan
mereka “Uangnya bisa buat DP gedung pernikahan”, saya hanya tertawa saat
mendengarnya.
Pada intinya,
dari sekumpulan perempuan yang menamakan diri MERCON itu, saya dapat banyak
pelajaran. Pertama tentang arti sebuah persahabat. Bagaimana mengelola dan
bermain peran dalam pertemanan. Kedua, tentang arti pengorbanan. Mengorbankan
waktu, tenaga dan lainya untuk sahabat memang sangat menyenangkan.
Begitulah MERCON, percikan warnanya selalu akan menyala.
Mungkin sampai mereka kelak menua. Anak-anak mereka mungkin akan berkumpul dan
bercerita tentang orang tua masing-masing atau mungkin saja mereka bisa saling
mengikat persaudaraan dengan mengawinkan anak-anaknya. Siapa tahu Tuhan
merencanakan sesuatu lagi buat pertemanan mereka hehehehe …
0 bersenandung kritik